Wednesday, March 18, 2020

Kuburkan kucing yang tertabrak, salah satu sikap respek kita sebagai manusia.

Jurnalis Kucing || Makassar

Satu-satunya pengalaman buruk Jurnalis Kucing yang sulit terlupa adalah ketika menabrak seekor kucing karena teledor berkendara. Hal itu terjadi lepas tengah malam sepulang dari bertugas.



Memacu sepeda motor dengan terburu-buru karena sudah terkantuk-kantuk akibat kelelahan, membuat respon sigap jadi tak berguna ketika seekor kucing melintas dari arah bahu kiri jalan.

Suara rem dan ban berdecit karena beradu dengan aspal hanya bisa mengagetkan penjual martabak di seberangnya.. namun tak cukup untuk bisa menghentikan laju sesuai perkiraan. Jurnalis Kucing seperti hendak berteriak ketika menoleh kebelakang mendapati makhluk mungil itu kejang-kejang, dan ketika Jurnalis Kucing berlari menghampiri.. si anabul telah diam... tak bergerak lagi.

Jurnalis Kucing tak bisa mendeskripsikan seperti apa lukanya saat itu. Dan tak lagi bisa mengamati lebih detil ketika tahu denyut kehidupannya telah terhenti. Pandangan Jurnalis Kucing berpendar melihat sekeliling mencari lahan kosong. Karena memang hanya ada 1 langkah tersisa untuk dilakukan; menguburkannya secara layak.

Sang penjual martabak seolah tahu apa yang Jurnalis Kucing ingin lakukan. Ia menawarkan sepotong pipa besi. Paling tidak bisa berguna untuk menggali tanah beberapa senti karena tak ada sekop yang bisa dipinjam mengingat rumah warga banyak yang dalam kondisi tertutup karena sudah beristirahat.

Jurnalis kucing membungkus jasad sang kucing dengan koran, lalu membawanya ke sebidang tanah kosong agak jauh dari pinggir jalan. Usai menggali tanah sekitar 60 cm, bungkus koran kembali terbuka karena tertiup angin. Beberapa saat yang hening, lalu berangsur seperti ingin gila rasanya ketika Jurnalis Kucing menatap jasad itu dan berucap; "Maafkan saya cinggg.. sungguh keteledoran yang sangat kusesali meski tak ada niat sedikitpun untuk membunuhmu. Semoga kejadian ini membuatku lebih perhatian kepada teman-temanmu. Aamiin.."

Usai menguburkan, sepotong besi tadi Jurnalis Kucing kembalikan ke abang martabak. Nampaknya Abang Martabak begitu respek dengan kejadian barusan sampai berkisah bahwa itu adalah kejadian pertama yang ia saksikan. Di wilayah itu ada begitu banyak kucing sering tertabrak namun tak ada penabrak yang peduli. Apalagi dititik tersebut adalah terusan long straight beberapa meter selepas tikungan yang biasanya pengendara terlanjur keenakan melakukan akselerasi.

Hingga saat ini.. kejadian itu membuat Jurnalis Kucing kepikiran membawa peralatan medis darurat untuk kucing yang mengalami kecelakaan. Yaaa.. tidak semua kucing tewas seketika saat mengalami kecelakaan. Dengan adanya perlengkapan P3K yang memadai, setidaknya masih ada nyawa kucing yang bisa diselamatkan untuk disayangi sampai akhir hidupnya 😢

No comments:

Post a Comment